Namaku Sobari, biasa dipanggil Bari. Sudah 3 tahun ini aku bekerja di salah satu rumah produksi yang biasa membuat sinetron.
Aku bekerja di bagian audisi dengan atasanku, Pak Haris. Orangnya cukup galak, umurnya sekitar 45an, badannya masih tegap dan kekar karena dia memang keturunan tentara.
Hari itu dia memanggilku ke ruangannya.
“Bar, bulan depan kita ada produksi sinetron baru. Untuk pemain utama aku sudah dapat, tapi aku butuh pemain pembantu dengan kriteria cewek yang cantik dan seksi. Kamu tolong siapin audisi untuk itu ya!” perintah pak Haris padaku.
Seperti biasa aku segera mengatur untuk diadakan audisi untuk pemeran yang dicari Pak Haris. Tapi aku langsung inget dengan tetanggaku yang bernama Siska, aku berpikir sepertinya dia cocok untuk ikut audisi ini. Siska orangnya cukup cantik, dan bodinya juga seksi seperti Sarah Azari. Saat ini dia sedang menganggur dan belum mendapat pekerjaan selesai dari kuliahnya.
Sebenarnya aku sudah lama memendam hasrat pada Siska, pernah sewaktu SMU aku menjadi kakak kelasnya dan “nembak” dia, tapi dia menolak alesannya masih kecil dan belum siap pacaran. Tapi sekarang dia sudah punya pacar mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta.
Rumahku dengan rumah Siska tidak terlalu jauh, hanya terpaut 3 rumah. Setiap hari semasa dia masih sekolah, dia selalu melewati rumahku. Dengan pakaian sekolahnya yang ketat, aku sering membayangkan tubuhnya yang seksi itu. Payudaranya yang kenyal, dan isi dibalik roknya membuatku sangat penasaran.
Segera saat itu juga aku telpon dia.
“Halo, bisa bicara dengan Siska?” tanyaku di telepon.
“Iya ini Siska, dari siapa ya?”
“Ini mas Bari, gini aku mau ngajakin kamu ikut audisi di kantorku kalau kamu sedang tidak sibuk. Kebetulan kami sedang mencari pemeran cewek yang centik dan seksi. Pas sekali dengan kamu.” Godaku
“Ah, mas Bari bisa aja. Aku sih setuju aja mas. Kapan audisinya? Tapi kira-kira bisa lulus ga?”
“Udah tenang aja, ntar mas Bari bantu. Yang penting Siska datang aja dulu. Besok hari Rabu siang jam 1 ya. Aku tunggu di kantor mas. Dan jangan lupa pake pakaian yang seksi ya.”
“OK Mas, tenang aja. Sampai ketemu.”
Pada hari-H nya dia datang ke kantorku dengan diantar oleh pacarnya. Siska mengenakan pakaian cukup seksi, dengan kemeja lengan panjang tapi kancing bagian atasnya sengaja dia buka, jadi lipatan payudaranya cukup nampak. Aku jadi semakin bernafsu saja melihat dia seperti itu.
“Halo mas Bari, kenalin ini Riko.” Siska memperkenalkan pacarnya padaku.
“Halo aku Bari. Aduh Siska kamu cantik sekali, dan seksi pula. Pasti bosku suka sekali sama kamu, dan pasti kamu diterima.”
Pujianku pada Siska itu membuat pacar dia jadi sedikit sewot, tapi aku cuekin aja dia.
“Ayo Sis, langsung masuk ka ruangan audisi aja. Bosku sudah menunggu.”
Segera aku dan Siska meninggalkan pacarnya yang sedang sewot itu di ruang tunggu.
Di dalam, Pak Haris sudah menunggu dan akhirnya audisipun dimulai.
Sekitar 15 menit audisi, aku mengantar Siska keluar. Tapi kemudian pak Haris memanggilku lagi “Bari..!! Kesini sebentar..!!” teriak Pak Haris dari dalam ruangan.
Aku segera bergegas meninggalkan Siska dan menuju ruangan itu.
“Iya Pak, Kenapa? Ada yang bisa saya bantu?” tanyaku.
“Cewek tadi teman kamu ya? Cukup seksi juga dia. Apa kamu mau kalau aku meluluskan dia untuk sinetron ini?”
“Iya Pak, dia tetangga saya. Ya saya berharap dia bisa lulus Pak. Emangnya kenapa Pak?”
“Aku bisa saja meluluskan dia, tapi dengan satu syarat, aku mau tidur dengan dia semalam. Bisa ga?”
Cukup kaget aku mendengar permintaan Pak Haris itu, sebenarnya sudah biasa cewek yang akan ikut main sinetron “dicobain” sama Pak Haris, tapi berhubung Siska tetanggaku aku jadi sedikit canggung.
“Beneran Pak? Nanti saya coba bicara sama dia dulu Pak.”
“Bagus, usahain ya.”
Beberapa hari aku bimbang bagaimana bicara dengan Siska mengenai hal ini. Sedangkan jika tidak aku lakukan bisa-bisa Pak Haris yang marah padaku dan bahkan aku bisa dipecat.
Akhirnya kuberanikan diri menelpon Siska untuk memberitahu hal ini. Di telepon aku Cuma bilang bahwa Siska diditerima untuk audisi sinetron ini, tapi dia harus menemui Pak Haris di hotel X untuk menandatangani kontrak. Aku tidak bilang kalo dia akan ditiduri Pak Haris disana.
Awalnya Siska bingung kenapa harus di hotel, tapi akhirnya dengan berbagai alasan yang kuberikan akhirnya aku setuju saja.
Setelah sepakat ketemuan di hotel jam 3 sore, aku segera memberitahu Pak Haris dan ternyata dia mengajakku untuk menemaninya disana. Wah, kesempatan nih aku ngliat Siska dikerjain sama laki-laki.
Di hotel itu, sesuai pesanku Siska datang sendiri. Di lobby aku temui dia dan aku beritahu bahwa pak Haris menunggu di kamar 512. Aku segera mengantar Siska kekamar itu. Di jalan, isi dalam celanaku jadi semakin tegang saja membayangkan apa yang akan dilakukan Pak Haris padanya. Kami masuk di kamar itu dan Pak Haris sedang duduk di ranjang menunggu kami.
“Selamat sore Pak.” Sapa Siska pada Pak Haris.
“Iya, selamat sore. Cantik sekali kamu Siska.” Balas Pak Haris, memang Siska dengan rambutnya yang lurus sebahu dan mengenakan baju yang cukup seksi membuat setiap lelaki pasti tertarik padanya.
“Bari, kamu tetap disini saja jagain kami.”
“Terus bagaimana dengan kontraknya Pak?” tanya Siska yang sudag sangat penasaran.
“Tenang aja, kontrak pasti buat kamu. Tapi kamu layani dulu Pak Haris disini yah?” jawabku ke Siska.
“Layani apa maksud mas Bari?”
“Pak Haris ingin tidur sama kamu sekali saja dan kontrak sinetron itu pasti diberikan ke kamu.”
“Mas Bari serius? Apa-apaan ini?”
Saat sedang bingung-bingungnya, Siska bertambah kaget karena tiba-tiba Pak Haris sudah memeluknya dari belakang, menggerayanginya dengan tangganya yang kekar.”
Siska memberontak dan berusaha melepaskan diri dari Pak Haris, tapi tangan pak Haris dengan kuat tetap memeluknya.
“Tidak!! Lepaskan aku atau aku akan teriak” ancam siska sembari berusaha melepaskan diri.
“Ayolah cantik, aku janji karir kamu akan bagus nanti sebagai aktris. Layani saja aku hari ini” rayu pak Haris
“Iya Sis, apa artinya pengorbanan kamu ini jika nanti kamu bisa sukses dan jadi bintang terkenal.” Tambahku.
Entah terhipnotis atau terbujuk rayuan itu, rontaan Siska yang tadi sangat kuat ingin melepaskan diri, kini semakin melemah dan akhirnya dia hanya pasrah saja oleh perlakuan pak Haris.
“Nah gitu dong, anak manis.”
Pak Haris melucuti pakaian Siska satu persatu, dan Siska hanya diam pasrah dengan pandangan kosong, sepertinya dia sedang memikirkan tawaran dari pak Haris itu dan sedang membayangkan menjadi aktris besar.
Setelah Siska telanjang bulat, kini Pak Haris yang melepaskan semua pakaiannya hingga telanjang bulat juga. Aku hanya terpana menyaksikan kemolekan tubuh Siska yang tanpa sehelai benangpun itu. Kedua payudaranya tampak indah dan kulitnya yang putih mulus semakin membuat dia terlihat sempurna sebagai seorang wanita.
Kini Pak Haris sedang menciumi leher Siska sambil kedua tangannya meremas-remas payudara kenyal Siska. Jilatan-jilatan Pak Haris membasahi leher Siska yang putih mulus. Sesekali mulut Siska yang mungil itupun dilahapnya dengan buas.
Sekitar 10 menit pak Haris puas menciumi bagian ata tubuh Siska. Siska hanya pasrah saja menikmati permainan lidah pak Haris.
Saat pak Haris memainkan puting Siska dengan lidahnya, Siska sedikit menggelinjang karena geli. “Emmmh.. Pak.. pelan pelan. Geli Pak” rintih Siska sambil menggelinjang.
Dan kini jilatan-jilatan lidah pak Haris turun menuju ke lubang kewanitaan Siska.
Siska semakin tidak tahan menahan geli saat pak Haris dengan lihainya memainkan lidahnya ke memek Siska yang sedikit ditumbuhi bulu halus itu. “Emh.. emh.. geli Pak.” rintih Siska lagi sambil tangannya meremas bantal untuk menahan geli.
Beberapa menit kemudian, pak Haris yang masih bermain di wilayah memek siska, kini mengocok lubang itu dengan jari tangannya. Pertama dimasukannya satu jari ke memek Siska dan digerakannya keluar masuk. Kemudian dua jarinya dimasukkan dan kocokannya semakin cepat. Siska merintih-rintih menahan entah sakit atau nikmat yang dirasakannya. “Ah.. ah.. mmmh… Paak..”
“Gimana sayang, nikmat kan? Mau terus kan?” tanya pak Haris sambil terus memainkan tangannya.
Siska sepertinya sudah lupa dengan segala kebimbangannya yang tadi dia rasakan. Kini dia hanya merasakan kenikmatan dunia yang tiada taranya. Nafsunya sudah mengalahkan akal sehatnya.
“Gimana rasanya sayang? Enak kan?”
“Ah.. emmh.. enak.. Pak… emmh..” rintihnya. “ter.. us.. paaak…”
Selesai mengocok memeknya, kini pak Haris berdiri dan menodongkan kontolnya yang sudah tegak berdiri dari tadi ke depan muka Siska dan segera ditariknya kepala Siska dan diarahkannya ke mulut mungil Siska untuk mengulumnya. Mulut Siska yang tidak terlalu besar tampak kesulitan menerima kontol besar pak Haris, tapi pak Haris terus memaksakannya untuk masuk dan meggerakannya maju-mundur.
“Aaah.. gila enak banget sedotan kamu sayang. Kamu memang cewek yang hebat Siska” pak Haris semakin cepat mendorong kontolnya keluar-masuk ke mulut Siska sehingga terkadang Siska tersedak.
Tak kusangka juga ternyata Siska cukup pandai juga memainkan kontol lelaki dengan mulutnya. Atau mungkinkan selama ini dia sudah pernah bercinta dengan laki-laki lain?
Setelah Siska tampak kecapean mengulum kontol besar itu, kini pak Haris siap menghujmkan rudalnya ke targetnya yaitu memek Siska.
Pak Haris menghadapkan rudalnya di depan memek Siska yang sudah basah. “Pak, pelan pelan ya. Memek siska masih sempit soalnya.” Pinta siska.
Siska dalam posisi terlentang dan pak Haris menindihnya dari atas sambil mengarahkan kontolnya ke lubang tujuan.
Dan Blesss..! seiring dengan masuknya kontol itu ke memek sempit itu, Siska memekik tertahan menahan sakit.
“Akh.. pelan-pelan pak. Sakit sekali.”
“Maaf sayang, abisnya memek kamu sempit banget, jadi sulit masuknya. Tahan ya, nanti juga pasti jadi enak.”
Setelah berhasil masuk seluruhnya, kembali pak Haris memainkannya maju mundur sambil dia ciumi bibir dan kedua payudaranya. Siska juga tak kalah buas membalas lumatan bibir pak Haris itu.
Sekitar 5 menit kemudian, tubuh Siska mengejang pertanda dia sudah memperoleh orgasmenya.
“Aha, kamu sudah terpuaskan ya? Baru begitu saja sudah orgasme. Lanjut ya sayang.”
Ada sekitar 15 menit pak Haris menghajar memek siska. Rambut Siska sudah acak-acakan dan seluruh tubuhnya sudah basah dengan keringat, tapi tampaknya pak Haris masih kuat bertahan lama.
“Akh.. akh.. emmmh.. Pak… ahhh…” Siska meracu tak karuan menahan nikmat yang dirasakan.
Kemudian pak Haris merubah posisi, kini dia tiduran terlentang di ranjang dan Siska dia suruh duduk di atasnya sehingga dia bisa menusuk-nusukan kontolnya ke memek Siska dari bawah. Dan bles, kontol itu masuk lagi ke lubang memek Siska. Siska sendiri lama kelamaan tampak menikmati juga dengan menggoyang-goyangkan pinggulnya untuk menerima tusukan kontol pak Haris dari bawah. Keringat semakin deras menggucur di badan kedua manusia yang sudah lupa kesadaran itu. Payudara Siska yang menggantung-gantung diremas-remas dengan kasar oleh pak Harsi, namun Siska tidak peduli, yang dia rasakan sekarang hanyalah hasrat menggebu-gebu untuk memuaskan nafsunya.
Setiap kali kontol pak Haris menusuk ke atas, Siska selalu memekik pelan. Dan terkadang pak Haris mempercepat tusukannya ke memek Siska.
Pemandangan itu sungguh membuat aku jadi sangat bernafsu, dan timbul niatku untuk melakukan hal yang sama pada Siska. Kontolkupun sudah berdenyut-denyut ingin mencari pelarian. Tapi tetap kutahan sampai permainan mereka selesai.
Lalu pak Haris menidurkan Siska yang sudah benar-benar lemas ke ranjang dengan posisi terlentang.
Gila, mau diapain lagi nih cewek? Gumamku dalam hati yang kasihan melihat Siska yang sudah lemas tak berdaya tapi tetap diserang terus oleh pak Haris.
Dari posisi Siska terlentang di ranjang, pak Haris mengangkat kaki kanan Siska ke pundaknya dan dia hujamkan lagi kontolnya ke memek Siska. Slep.. slep.. slep.. suara kedua kelamin mereka kembali beradu.
Siska sudah terengah-engah kehabisan tenaga, tapi sebaliknya pak Haris semakin mempercepat gerakannya.
“Akh.. akh.. uuhh.. mmmh…” Siska semakin meracau tak karuan dengan badannya terdorong-dorong seiring gerakan pak Haris.
Selama hampir 10 menit, Siska menahan serangan pak Haris yang seperti sudah kesetanan. Tiba-tiba pak Haris menarik kontolnya dari memek Siska dan dia mengocok kontolnya di depan muka Siska “Aakh… aku keluar…” crot.. crot.. croot… pejuh pak Haris muncrat semua ke muka Siska sehingga membasahai wajah sayu itu.
“Aaaaah puas banget aku sayang. Kamu benar-benar luar biasa. Belum pernah aku sepuas ini berhubungan badan dengan perempuan.” Pak Haris memuji Siska.
Pak Haris segera memakai pakaiannya sedangkan Siska masih tertidur lemas di ranjang, matanya sayu dan badannya masih berpeluh keringat.
“Hei Bari, dari tadi kamu Cuma melongo saja disitu, emang kamu ga kepengen kayak aku tadi. Sana nikmati saja gadis itu, bukannya kamu sudah lama memendam rasa pada dia? Sana mumpung ada kesempatan.”
Aku kaget mendengar perkataan pak Haris, tapi jujur dalam hatiku memang bergejolak penuh hawa nafsu terhadap Siska. Dan memang benar kapan lagi aku punya kesempatan seperti ini?
Dan sekarang sepertinya aku yang kerasukan setan, langsung kudekati Siska yang masih meringkuk lemas di ranjang. Kubuka semua pakaianku sampai telanjang bulat. Siska yang melihatku jadi bertambah kaget.
“Mas Bari mau apa? Jangan Mas, Siska sudah ga kuat.”
Takkupedulikan lagi kata-katanya dan langsung kubangunkan dia dan kuposisikan merangkak membelakangiku. Pemandangan bongkahan pantat indah dan memek merah dari seorang gadis yang sudah lama kusukai bagaikan mimpi yang menjadi kenyataan bagiku. Langsung kuarahkan kontolku yang sudah menegang ke arah memeknya yang merah merekah itu.
“Jangan Mas Bari..” Siska kembali meronta, tapi blesss… kembali memeknya disumpali dan kali ini oleh kontolku.
Kontolku dapat masuk dengan lancar, mungkin karena lubang memeknya sudah sedikit “terbuka” oleh karena pak Haris tadi.
Saat kontolku masuk penuh ke dalam, kurasakan nikmat yang selama ini belum pernah aku rasakan. Dan langsung saja kugenjot memeknya dari belakang dengan posisi dogy style. Gerakanku yang cukup keras membuat Siska terdorong maju-mundur juga sehingga payudaranya terlihat terayun-ayun.
Segera kuraih kedua benda kenyal itu dan kuremas-remas sembari tetap kugenjot dia.
“Akh.. akh.. aku.. su..dah.. tidak.. kuat.. akh.. mas.” Rintihnya
Keringatnya kembali mengucur deras dan begitu juga aku.
Sekitar 15 menit aku menggenjotnya, dan kini kuhadapkan kontolku di mukanya untuk dihisap seperti pak Haris tadi.
Tanpa menunggu perintahku Siska segera meraih kontolku dan memasukannya ke mulutnya sambil terkadang mengocoknya.
Aku melenguh keenakan merasakan permainan mulut Siska dan kocokan tangannya.
Beberapa menit kemudian, saat kontolku masih didalam mulut Siska, kurasakan klimaksku akan segera datang dan kubiarkan saja kontolku tetap di dalam mulutnya. Dan akhirnya croot..croot… pejuhku tumpah di dalam mulut Siska hingga dia memuntahkannya karena terlalu banyak. Tapi ada beberapa yang tertelan olehnya.
“Waaah, nikmat sekali ternyata ngentotin kamu Sis. Mas benar-benar puas banget.”
Siska kembali ambruk ke ranjang dengan mulut yang belepotan oleh pejuhku.
Dengan HPku, kufoto dia karena posenya sangat seksi yang tanpa busana dan berpeluh keringat itu. Kujadikan foto itu kenang-kenangan persetubuhanku dengan Siska hari itu.
Setelah kejadian itu, Siska mendapatkan peran dalam sinetron itu sesuai janji pak Haris.
Dan kami berjanji tidak akan menceritakan kejadian itu pada siapapun.
Aku bekerja di bagian audisi dengan atasanku, Pak Haris. Orangnya cukup galak, umurnya sekitar 45an, badannya masih tegap dan kekar karena dia memang keturunan tentara.
Hari itu dia memanggilku ke ruangannya.
“Bar, bulan depan kita ada produksi sinetron baru. Untuk pemain utama aku sudah dapat, tapi aku butuh pemain pembantu dengan kriteria cewek yang cantik dan seksi. Kamu tolong siapin audisi untuk itu ya!” perintah pak Haris padaku.
Seperti biasa aku segera mengatur untuk diadakan audisi untuk pemeran yang dicari Pak Haris. Tapi aku langsung inget dengan tetanggaku yang bernama Siska, aku berpikir sepertinya dia cocok untuk ikut audisi ini. Siska orangnya cukup cantik, dan bodinya juga seksi seperti Sarah Azari. Saat ini dia sedang menganggur dan belum mendapat pekerjaan selesai dari kuliahnya.
Sebenarnya aku sudah lama memendam hasrat pada Siska, pernah sewaktu SMU aku menjadi kakak kelasnya dan “nembak” dia, tapi dia menolak alesannya masih kecil dan belum siap pacaran. Tapi sekarang dia sudah punya pacar mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta.
Rumahku dengan rumah Siska tidak terlalu jauh, hanya terpaut 3 rumah. Setiap hari semasa dia masih sekolah, dia selalu melewati rumahku. Dengan pakaian sekolahnya yang ketat, aku sering membayangkan tubuhnya yang seksi itu. Payudaranya yang kenyal, dan isi dibalik roknya membuatku sangat penasaran.
Segera saat itu juga aku telpon dia.
“Halo, bisa bicara dengan Siska?” tanyaku di telepon.
“Iya ini Siska, dari siapa ya?”
“Ini mas Bari, gini aku mau ngajakin kamu ikut audisi di kantorku kalau kamu sedang tidak sibuk. Kebetulan kami sedang mencari pemeran cewek yang centik dan seksi. Pas sekali dengan kamu.” Godaku
“Ah, mas Bari bisa aja. Aku sih setuju aja mas. Kapan audisinya? Tapi kira-kira bisa lulus ga?”
“Udah tenang aja, ntar mas Bari bantu. Yang penting Siska datang aja dulu. Besok hari Rabu siang jam 1 ya. Aku tunggu di kantor mas. Dan jangan lupa pake pakaian yang seksi ya.”
“OK Mas, tenang aja. Sampai ketemu.”
Pada hari-H nya dia datang ke kantorku dengan diantar oleh pacarnya. Siska mengenakan pakaian cukup seksi, dengan kemeja lengan panjang tapi kancing bagian atasnya sengaja dia buka, jadi lipatan payudaranya cukup nampak. Aku jadi semakin bernafsu saja melihat dia seperti itu.
“Halo mas Bari, kenalin ini Riko.” Siska memperkenalkan pacarnya padaku.
“Halo aku Bari. Aduh Siska kamu cantik sekali, dan seksi pula. Pasti bosku suka sekali sama kamu, dan pasti kamu diterima.”
Pujianku pada Siska itu membuat pacar dia jadi sedikit sewot, tapi aku cuekin aja dia.
“Ayo Sis, langsung masuk ka ruangan audisi aja. Bosku sudah menunggu.”
Segera aku dan Siska meninggalkan pacarnya yang sedang sewot itu di ruang tunggu.
Di dalam, Pak Haris sudah menunggu dan akhirnya audisipun dimulai.
Sekitar 15 menit audisi, aku mengantar Siska keluar. Tapi kemudian pak Haris memanggilku lagi “Bari..!! Kesini sebentar..!!” teriak Pak Haris dari dalam ruangan.
Aku segera bergegas meninggalkan Siska dan menuju ruangan itu.
“Iya Pak, Kenapa? Ada yang bisa saya bantu?” tanyaku.
“Cewek tadi teman kamu ya? Cukup seksi juga dia. Apa kamu mau kalau aku meluluskan dia untuk sinetron ini?”
“Iya Pak, dia tetangga saya. Ya saya berharap dia bisa lulus Pak. Emangnya kenapa Pak?”
“Aku bisa saja meluluskan dia, tapi dengan satu syarat, aku mau tidur dengan dia semalam. Bisa ga?”
Cukup kaget aku mendengar permintaan Pak Haris itu, sebenarnya sudah biasa cewek yang akan ikut main sinetron “dicobain” sama Pak Haris, tapi berhubung Siska tetanggaku aku jadi sedikit canggung.
“Beneran Pak? Nanti saya coba bicara sama dia dulu Pak.”
“Bagus, usahain ya.”
Beberapa hari aku bimbang bagaimana bicara dengan Siska mengenai hal ini. Sedangkan jika tidak aku lakukan bisa-bisa Pak Haris yang marah padaku dan bahkan aku bisa dipecat.
Akhirnya kuberanikan diri menelpon Siska untuk memberitahu hal ini. Di telepon aku Cuma bilang bahwa Siska diditerima untuk audisi sinetron ini, tapi dia harus menemui Pak Haris di hotel X untuk menandatangani kontrak. Aku tidak bilang kalo dia akan ditiduri Pak Haris disana.
Awalnya Siska bingung kenapa harus di hotel, tapi akhirnya dengan berbagai alasan yang kuberikan akhirnya aku setuju saja.
Setelah sepakat ketemuan di hotel jam 3 sore, aku segera memberitahu Pak Haris dan ternyata dia mengajakku untuk menemaninya disana. Wah, kesempatan nih aku ngliat Siska dikerjain sama laki-laki.
Di hotel itu, sesuai pesanku Siska datang sendiri. Di lobby aku temui dia dan aku beritahu bahwa pak Haris menunggu di kamar 512. Aku segera mengantar Siska kekamar itu. Di jalan, isi dalam celanaku jadi semakin tegang saja membayangkan apa yang akan dilakukan Pak Haris padanya. Kami masuk di kamar itu dan Pak Haris sedang duduk di ranjang menunggu kami.
“Selamat sore Pak.” Sapa Siska pada Pak Haris.
“Iya, selamat sore. Cantik sekali kamu Siska.” Balas Pak Haris, memang Siska dengan rambutnya yang lurus sebahu dan mengenakan baju yang cukup seksi membuat setiap lelaki pasti tertarik padanya.
“Bari, kamu tetap disini saja jagain kami.”
“Terus bagaimana dengan kontraknya Pak?” tanya Siska yang sudag sangat penasaran.
“Tenang aja, kontrak pasti buat kamu. Tapi kamu layani dulu Pak Haris disini yah?” jawabku ke Siska.
“Layani apa maksud mas Bari?”
“Pak Haris ingin tidur sama kamu sekali saja dan kontrak sinetron itu pasti diberikan ke kamu.”
“Mas Bari serius? Apa-apaan ini?”
Saat sedang bingung-bingungnya, Siska bertambah kaget karena tiba-tiba Pak Haris sudah memeluknya dari belakang, menggerayanginya dengan tangganya yang kekar.”
Siska memberontak dan berusaha melepaskan diri dari Pak Haris, tapi tangan pak Haris dengan kuat tetap memeluknya.
“Tidak!! Lepaskan aku atau aku akan teriak” ancam siska sembari berusaha melepaskan diri.
“Ayolah cantik, aku janji karir kamu akan bagus nanti sebagai aktris. Layani saja aku hari ini” rayu pak Haris
“Iya Sis, apa artinya pengorbanan kamu ini jika nanti kamu bisa sukses dan jadi bintang terkenal.” Tambahku.
Entah terhipnotis atau terbujuk rayuan itu, rontaan Siska yang tadi sangat kuat ingin melepaskan diri, kini semakin melemah dan akhirnya dia hanya pasrah saja oleh perlakuan pak Haris.
“Nah gitu dong, anak manis.”
Pak Haris melucuti pakaian Siska satu persatu, dan Siska hanya diam pasrah dengan pandangan kosong, sepertinya dia sedang memikirkan tawaran dari pak Haris itu dan sedang membayangkan menjadi aktris besar.
Setelah Siska telanjang bulat, kini Pak Haris yang melepaskan semua pakaiannya hingga telanjang bulat juga. Aku hanya terpana menyaksikan kemolekan tubuh Siska yang tanpa sehelai benangpun itu. Kedua payudaranya tampak indah dan kulitnya yang putih mulus semakin membuat dia terlihat sempurna sebagai seorang wanita.
Kini Pak Haris sedang menciumi leher Siska sambil kedua tangannya meremas-remas payudara kenyal Siska. Jilatan-jilatan Pak Haris membasahi leher Siska yang putih mulus. Sesekali mulut Siska yang mungil itupun dilahapnya dengan buas.
Sekitar 10 menit pak Haris puas menciumi bagian ata tubuh Siska. Siska hanya pasrah saja menikmati permainan lidah pak Haris.
Saat pak Haris memainkan puting Siska dengan lidahnya, Siska sedikit menggelinjang karena geli. “Emmmh.. Pak.. pelan pelan. Geli Pak” rintih Siska sambil menggelinjang.
Dan kini jilatan-jilatan lidah pak Haris turun menuju ke lubang kewanitaan Siska.
Siska semakin tidak tahan menahan geli saat pak Haris dengan lihainya memainkan lidahnya ke memek Siska yang sedikit ditumbuhi bulu halus itu. “Emh.. emh.. geli Pak.” rintih Siska lagi sambil tangannya meremas bantal untuk menahan geli.
Beberapa menit kemudian, pak Haris yang masih bermain di wilayah memek siska, kini mengocok lubang itu dengan jari tangannya. Pertama dimasukannya satu jari ke memek Siska dan digerakannya keluar masuk. Kemudian dua jarinya dimasukkan dan kocokannya semakin cepat. Siska merintih-rintih menahan entah sakit atau nikmat yang dirasakannya. “Ah.. ah.. mmmh… Paak..”
“Gimana sayang, nikmat kan? Mau terus kan?” tanya pak Haris sambil terus memainkan tangannya.
Siska sepertinya sudah lupa dengan segala kebimbangannya yang tadi dia rasakan. Kini dia hanya merasakan kenikmatan dunia yang tiada taranya. Nafsunya sudah mengalahkan akal sehatnya.
“Gimana rasanya sayang? Enak kan?”
“Ah.. emmh.. enak.. Pak… emmh..” rintihnya. “ter.. us.. paaak…”
Selesai mengocok memeknya, kini pak Haris berdiri dan menodongkan kontolnya yang sudah tegak berdiri dari tadi ke depan muka Siska dan segera ditariknya kepala Siska dan diarahkannya ke mulut mungil Siska untuk mengulumnya. Mulut Siska yang tidak terlalu besar tampak kesulitan menerima kontol besar pak Haris, tapi pak Haris terus memaksakannya untuk masuk dan meggerakannya maju-mundur.
“Aaah.. gila enak banget sedotan kamu sayang. Kamu memang cewek yang hebat Siska” pak Haris semakin cepat mendorong kontolnya keluar-masuk ke mulut Siska sehingga terkadang Siska tersedak.
Tak kusangka juga ternyata Siska cukup pandai juga memainkan kontol lelaki dengan mulutnya. Atau mungkinkan selama ini dia sudah pernah bercinta dengan laki-laki lain?
Setelah Siska tampak kecapean mengulum kontol besar itu, kini pak Haris siap menghujmkan rudalnya ke targetnya yaitu memek Siska.
Pak Haris menghadapkan rudalnya di depan memek Siska yang sudah basah. “Pak, pelan pelan ya. Memek siska masih sempit soalnya.” Pinta siska.
Siska dalam posisi terlentang dan pak Haris menindihnya dari atas sambil mengarahkan kontolnya ke lubang tujuan.
Dan Blesss..! seiring dengan masuknya kontol itu ke memek sempit itu, Siska memekik tertahan menahan sakit.
“Akh.. pelan-pelan pak. Sakit sekali.”
“Maaf sayang, abisnya memek kamu sempit banget, jadi sulit masuknya. Tahan ya, nanti juga pasti jadi enak.”
Setelah berhasil masuk seluruhnya, kembali pak Haris memainkannya maju mundur sambil dia ciumi bibir dan kedua payudaranya. Siska juga tak kalah buas membalas lumatan bibir pak Haris itu.
Sekitar 5 menit kemudian, tubuh Siska mengejang pertanda dia sudah memperoleh orgasmenya.
“Aha, kamu sudah terpuaskan ya? Baru begitu saja sudah orgasme. Lanjut ya sayang.”
Ada sekitar 15 menit pak Haris menghajar memek siska. Rambut Siska sudah acak-acakan dan seluruh tubuhnya sudah basah dengan keringat, tapi tampaknya pak Haris masih kuat bertahan lama.
“Akh.. akh.. emmmh.. Pak… ahhh…” Siska meracu tak karuan menahan nikmat yang dirasakan.
Kemudian pak Haris merubah posisi, kini dia tiduran terlentang di ranjang dan Siska dia suruh duduk di atasnya sehingga dia bisa menusuk-nusukan kontolnya ke memek Siska dari bawah. Dan bles, kontol itu masuk lagi ke lubang memek Siska. Siska sendiri lama kelamaan tampak menikmati juga dengan menggoyang-goyangkan pinggulnya untuk menerima tusukan kontol pak Haris dari bawah. Keringat semakin deras menggucur di badan kedua manusia yang sudah lupa kesadaran itu. Payudara Siska yang menggantung-gantung diremas-remas dengan kasar oleh pak Harsi, namun Siska tidak peduli, yang dia rasakan sekarang hanyalah hasrat menggebu-gebu untuk memuaskan nafsunya.
Setiap kali kontol pak Haris menusuk ke atas, Siska selalu memekik pelan. Dan terkadang pak Haris mempercepat tusukannya ke memek Siska.
Pemandangan itu sungguh membuat aku jadi sangat bernafsu, dan timbul niatku untuk melakukan hal yang sama pada Siska. Kontolkupun sudah berdenyut-denyut ingin mencari pelarian. Tapi tetap kutahan sampai permainan mereka selesai.
Lalu pak Haris menidurkan Siska yang sudah benar-benar lemas ke ranjang dengan posisi terlentang.
Gila, mau diapain lagi nih cewek? Gumamku dalam hati yang kasihan melihat Siska yang sudah lemas tak berdaya tapi tetap diserang terus oleh pak Haris.
Dari posisi Siska terlentang di ranjang, pak Haris mengangkat kaki kanan Siska ke pundaknya dan dia hujamkan lagi kontolnya ke memek Siska. Slep.. slep.. slep.. suara kedua kelamin mereka kembali beradu.
Siska sudah terengah-engah kehabisan tenaga, tapi sebaliknya pak Haris semakin mempercepat gerakannya.
“Akh.. akh.. uuhh.. mmmh…” Siska semakin meracau tak karuan dengan badannya terdorong-dorong seiring gerakan pak Haris.
Selama hampir 10 menit, Siska menahan serangan pak Haris yang seperti sudah kesetanan. Tiba-tiba pak Haris menarik kontolnya dari memek Siska dan dia mengocok kontolnya di depan muka Siska “Aakh… aku keluar…” crot.. crot.. croot… pejuh pak Haris muncrat semua ke muka Siska sehingga membasahai wajah sayu itu.
“Aaaaah puas banget aku sayang. Kamu benar-benar luar biasa. Belum pernah aku sepuas ini berhubungan badan dengan perempuan.” Pak Haris memuji Siska.
Pak Haris segera memakai pakaiannya sedangkan Siska masih tertidur lemas di ranjang, matanya sayu dan badannya masih berpeluh keringat.
“Hei Bari, dari tadi kamu Cuma melongo saja disitu, emang kamu ga kepengen kayak aku tadi. Sana nikmati saja gadis itu, bukannya kamu sudah lama memendam rasa pada dia? Sana mumpung ada kesempatan.”
Aku kaget mendengar perkataan pak Haris, tapi jujur dalam hatiku memang bergejolak penuh hawa nafsu terhadap Siska. Dan memang benar kapan lagi aku punya kesempatan seperti ini?
Dan sekarang sepertinya aku yang kerasukan setan, langsung kudekati Siska yang masih meringkuk lemas di ranjang. Kubuka semua pakaianku sampai telanjang bulat. Siska yang melihatku jadi bertambah kaget.
“Mas Bari mau apa? Jangan Mas, Siska sudah ga kuat.”
Takkupedulikan lagi kata-katanya dan langsung kubangunkan dia dan kuposisikan merangkak membelakangiku. Pemandangan bongkahan pantat indah dan memek merah dari seorang gadis yang sudah lama kusukai bagaikan mimpi yang menjadi kenyataan bagiku. Langsung kuarahkan kontolku yang sudah menegang ke arah memeknya yang merah merekah itu.
“Jangan Mas Bari..” Siska kembali meronta, tapi blesss… kembali memeknya disumpali dan kali ini oleh kontolku.
Kontolku dapat masuk dengan lancar, mungkin karena lubang memeknya sudah sedikit “terbuka” oleh karena pak Haris tadi.
Saat kontolku masuk penuh ke dalam, kurasakan nikmat yang selama ini belum pernah aku rasakan. Dan langsung saja kugenjot memeknya dari belakang dengan posisi dogy style. Gerakanku yang cukup keras membuat Siska terdorong maju-mundur juga sehingga payudaranya terlihat terayun-ayun.
Segera kuraih kedua benda kenyal itu dan kuremas-remas sembari tetap kugenjot dia.
“Akh.. akh.. aku.. su..dah.. tidak.. kuat.. akh.. mas.” Rintihnya
Keringatnya kembali mengucur deras dan begitu juga aku.
Sekitar 15 menit aku menggenjotnya, dan kini kuhadapkan kontolku di mukanya untuk dihisap seperti pak Haris tadi.
Tanpa menunggu perintahku Siska segera meraih kontolku dan memasukannya ke mulutnya sambil terkadang mengocoknya.
Aku melenguh keenakan merasakan permainan mulut Siska dan kocokan tangannya.
Beberapa menit kemudian, saat kontolku masih didalam mulut Siska, kurasakan klimaksku akan segera datang dan kubiarkan saja kontolku tetap di dalam mulutnya. Dan akhirnya croot..croot… pejuhku tumpah di dalam mulut Siska hingga dia memuntahkannya karena terlalu banyak. Tapi ada beberapa yang tertelan olehnya.
“Waaah, nikmat sekali ternyata ngentotin kamu Sis. Mas benar-benar puas banget.”
Siska kembali ambruk ke ranjang dengan mulut yang belepotan oleh pejuhku.
Dengan HPku, kufoto dia karena posenya sangat seksi yang tanpa busana dan berpeluh keringat itu. Kujadikan foto itu kenang-kenangan persetubuhanku dengan Siska hari itu.
Setelah kejadian itu, Siska mendapatkan peran dalam sinetron itu sesuai janji pak Haris.
Dan kami berjanji tidak akan menceritakan kejadian itu pada siapapun.