About Me
Stop untuk menjadi manusia munafik mengatas namakan agama
Namaku Sobari, biasa dipanggil Bari. Sudah 3 tahun ini aku bekerja di salah satu rumah produksi yang biasa membuat sinetron.
Aku bekerja di bagian audisi dengan atasanku, Pak Haris. Orangnya cukup galak, umurnya sekitar 45an, badannya masih tegap dan kekar karena dia memang keturunan tentara.
Hari itu dia memanggilku ke ruangannya.
“Bar, bulan depan kita ada produksi sinetron baru. Untuk pemain utama aku sudah dapat, tapi aku butuh pemain pembantu dengan kriteria cewek yang cantik dan seksi. Kamu tolong siapin audisi untuk itu ya!” perintah pak Haris padaku.
Seperti biasa aku segera mengatur untuk diadakan audisi untuk pemeran yang dicari Pak Haris. Tapi aku langsung inget dengan tetanggaku yang bernama Siska, aku berpikir sepertinya dia cocok untuk ikut audisi ini. Siska orangnya cukup cantik, dan bodinya juga seksi seperti Sarah Azari. Saat ini dia sedang menganggur dan belum mendapat pekerjaan selesai dari kuliahnya.
Sebenarnya aku sudah lama memendam hasrat pada Siska, pernah sewaktu SMU aku menjadi kakak kelasnya dan “nembak” dia, tapi dia menolak alesannya masih kecil dan belum siap pacaran. Tapi sekarang dia sudah punya pacar mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta.
Rumahku dengan rumah Siska tidak terlalu jauh, hanya terpaut 3 rumah. Setiap hari semasa dia masih sekolah, dia selalu melewati rumahku. Dengan pakaian sekolahnya yang ketat, aku sering membayangkan tubuhnya yang seksi itu. Payudaranya yang kenyal, dan isi dibalik roknya membuatku sangat penasaran.
Segera saat itu juga aku telpon dia.
“Halo, bisa bicara dengan Siska?” tanyaku di telepon.
“Iya ini Siska, dari siapa ya?”
“Ini mas Bari, gini aku mau ngajakin kamu ikut audisi di kantorku kalau kamu sedang tidak sibuk. Kebetulan kami sedang mencari pemeran cewek yang centik dan seksi. Pas sekali dengan kamu.” Godaku
“Ah, mas Bari bisa aja. Aku sih setuju aja mas. Kapan audisinya? Tapi kira-kira bisa lulus ga?”
“Udah tenang aja, ntar mas Bari bantu. Yang penting Siska datang aja dulu. Besok hari Rabu siang jam 1 ya. Aku tunggu di kantor mas. Dan jangan lupa pake pakaian yang seksi ya.”
“OK Mas, tenang aja. Sampai ketemu.”
Pada hari-H nya dia datang ke kantorku dengan diantar oleh pacarnya. Siska mengenakan pakaian cukup seksi, dengan kemeja lengan panjang tapi kancing bagian atasnya sengaja dia buka, jadi lipatan payudaranya cukup nampak. Aku jadi semakin bernafsu saja melihat dia seperti itu.
“Halo mas Bari, kenalin ini Riko.” Siska memperkenalkan pacarnya padaku.
“Halo aku Bari. Aduh Siska kamu cantik sekali, dan seksi pula. Pasti bosku suka sekali sama kamu, dan pasti kamu diterima.”
Pujianku pada Siska itu membuat pacar dia jadi sedikit sewot, tapi aku cuekin aja dia.
“Ayo Sis, langsung masuk ka ruangan audisi aja. Bosku sudah menunggu.”
Segera aku dan Siska meninggalkan pacarnya yang sedang sewot itu di ruang tunggu.
Di dalam, Pak Haris sudah menunggu dan akhirnya audisipun dimulai.
Sekitar 15 menit audisi, aku mengantar Siska keluar. Tapi kemudian pak Haris memanggilku lagi “Bari..!! Kesini sebentar..!!” teriak Pak Haris dari dalam ruangan.
Aku segera bergegas meninggalkan Siska dan menuju ruangan itu.
“Iya Pak, Kenapa? Ada yang bisa saya bantu?” tanyaku.
“Cewek tadi teman kamu ya? Cukup seksi juga dia. Apa kamu mau kalau aku meluluskan dia untuk sinetron ini?”
“Iya Pak, dia tetangga saya. Ya saya berharap dia bisa lulus Pak. Emangnya kenapa Pak?”
“Aku bisa saja meluluskan dia, tapi dengan satu syarat, aku mau tidur dengan dia semalam. Bisa ga?”
Cukup kaget aku mendengar permintaan Pak Haris itu, sebenarnya sudah biasa cewek yang akan ikut main sinetron “dicobain” sama Pak Haris, tapi berhubung Siska tetanggaku aku jadi sedikit canggung.
“Beneran Pak? Nanti saya coba bicara sama dia dulu Pak.”
“Bagus, usahain ya.”
Beberapa hari aku bimbang bagaimana bicara dengan Siska mengenai hal ini. Sedangkan jika tidak aku lakukan bisa-bisa Pak Haris yang marah padaku dan bahkan aku bisa dipecat.
Akhirnya kuberanikan diri menelpon Siska untuk memberitahu hal ini. Di telepon aku Cuma bilang bahwa Siska diditerima untuk audisi sinetron ini, tapi dia harus menemui Pak Haris di hotel X untuk menandatangani kontrak. Aku tidak bilang kalo dia akan ditiduri Pak Haris disana.
Awalnya Siska bingung kenapa harus di hotel, tapi akhirnya dengan berbagai alasan yang kuberikan akhirnya aku setuju saja.
Setelah sepakat ketemuan di hotel jam 3 sore, aku segera memberitahu Pak Haris dan ternyata dia mengajakku untuk menemaninya disana. Wah, kesempatan nih aku ngliat Siska dikerjain sama laki-laki.
Di hotel itu, sesuai pesanku Siska datang sendiri. Di lobby aku temui dia dan aku beritahu bahwa pak Haris menunggu di kamar 512. Aku segera mengantar Siska kekamar itu. Di jalan, isi dalam celanaku jadi semakin tegang saja membayangkan apa yang akan dilakukan Pak Haris padanya. Kami masuk di kamar itu dan Pak Haris sedang duduk di ranjang menunggu kami.
“Selamat sore Pak.” Sapa Siska pada Pak Haris.
“Iya, selamat sore. Cantik sekali kamu Siska.” Balas Pak Haris, memang Siska dengan rambutnya yang lurus sebahu dan mengenakan baju yang cukup seksi membuat setiap lelaki pasti tertarik padanya.
“Bari, kamu tetap disini saja jagain kami.”
“Terus bagaimana dengan kontraknya Pak?” tanya Siska yang sudag sangat penasaran.
“Tenang aja, kontrak pasti buat kamu. Tapi kamu layani dulu Pak Haris disini yah?” jawabku ke Siska.
“Layani apa maksud mas Bari?”
“Pak Haris ingin tidur sama kamu sekali saja dan kontrak sinetron itu pasti diberikan ke kamu.”
“Mas Bari serius? Apa-apaan ini?”
Saat sedang bingung-bingungnya, Siska bertambah kaget karena tiba-tiba Pak Haris sudah memeluknya dari belakang, menggerayanginya dengan tangganya yang kekar.”
Siska memberontak dan berusaha melepaskan diri dari Pak Haris, tapi tangan pak Haris dengan kuat tetap memeluknya.
“Tidak!! Lepaskan aku atau aku akan teriak” ancam siska sembari berusaha melepaskan diri.
“Ayolah cantik, aku janji karir kamu akan bagus nanti sebagai aktris. Layani saja aku hari ini” rayu pak Haris
“Iya Sis, apa artinya pengorbanan kamu ini jika nanti kamu bisa sukses dan jadi bintang terkenal.” Tambahku.
Entah terhipnotis atau terbujuk rayuan itu, rontaan Siska yang tadi sangat kuat ingin melepaskan diri, kini semakin melemah dan akhirnya dia hanya pasrah saja oleh perlakuan pak Haris.
“Nah gitu dong, anak manis.”
Pak Haris melucuti pakaian Siska satu persatu, dan Siska hanya diam pasrah dengan pandangan kosong, sepertinya dia sedang memikirkan tawaran dari pak Haris itu dan sedang membayangkan menjadi aktris besar.
Setelah Siska telanjang bulat, kini Pak Haris yang melepaskan semua pakaiannya hingga telanjang bulat juga. Aku hanya terpana menyaksikan kemolekan tubuh Siska yang tanpa sehelai benangpun itu. Kedua payudaranya tampak indah dan kulitnya yang putih mulus semakin membuat dia terlihat sempurna sebagai seorang wanita.
Kini Pak Haris sedang menciumi leher Siska sambil kedua tangannya meremas-remas payudara kenyal Siska. Jilatan-jilatan Pak Haris membasahi leher Siska yang putih mulus. Sesekali mulut Siska yang mungil itupun dilahapnya dengan buas.
Sekitar 10 menit pak Haris puas menciumi bagian ata tubuh Siska. Siska hanya pasrah saja menikmati permainan lidah pak Haris.
Saat pak Haris memainkan puting Siska dengan lidahnya, Siska sedikit menggelinjang karena geli. “Emmmh.. Pak.. pelan pelan. Geli Pak” rintih Siska sambil menggelinjang.
Dan kini jilatan-jilatan lidah pak Haris turun menuju ke lubang kewanitaan Siska.
Siska semakin tidak tahan menahan geli saat pak Haris dengan lihainya memainkan lidahnya ke memek Siska yang sedikit ditumbuhi bulu halus itu. “Emh.. emh.. geli Pak.” rintih Siska lagi sambil tangannya meremas bantal untuk menahan geli.
Beberapa menit kemudian, pak Haris yang masih bermain di wilayah memek siska, kini mengocok lubang itu dengan jari tangannya. Pertama dimasukannya satu jari ke memek Siska dan digerakannya keluar masuk. Kemudian dua jarinya dimasukkan dan kocokannya semakin cepat. Siska merintih-rintih menahan entah sakit atau nikmat yang dirasakannya. “Ah.. ah.. mmmh… Paak..”
“Gimana sayang, nikmat kan? Mau terus kan?” tanya pak Haris sambil terus memainkan tangannya.
Siska sepertinya sudah lupa dengan segala kebimbangannya yang tadi dia rasakan. Kini dia hanya merasakan kenikmatan dunia yang tiada taranya. Nafsunya sudah mengalahkan akal sehatnya.
“Gimana rasanya sayang? Enak kan?”
“Ah.. emmh.. enak.. Pak… emmh..” rintihnya. “ter.. us.. paaak…”
Selesai mengocok memeknya, kini pak Haris berdiri dan menodongkan kontolnya yang sudah tegak berdiri dari tadi ke depan muka Siska dan segera ditariknya kepala Siska dan diarahkannya ke mulut mungil Siska untuk mengulumnya. Mulut Siska yang tidak terlalu besar tampak kesulitan menerima kontol besar pak Haris, tapi pak Haris terus memaksakannya untuk masuk dan meggerakannya maju-mundur.
“Aaah.. gila enak banget sedotan kamu sayang. Kamu memang cewek yang hebat Siska” pak Haris semakin cepat mendorong kontolnya keluar-masuk ke mulut Siska sehingga terkadang Siska tersedak.
Tak kusangka juga ternyata Siska cukup pandai juga memainkan kontol lelaki dengan mulutnya. Atau mungkinkan selama ini dia sudah pernah bercinta dengan laki-laki lain?
Setelah Siska tampak kecapean mengulum kontol besar itu, kini pak Haris siap menghujmkan rudalnya ke targetnya yaitu memek Siska.
Pak Haris menghadapkan rudalnya di depan memek Siska yang sudah basah. “Pak, pelan pelan ya. Memek siska masih sempit soalnya.” Pinta siska.
Siska dalam posisi terlentang dan pak Haris menindihnya dari atas sambil mengarahkan kontolnya ke lubang tujuan.
Dan Blesss..! seiring dengan masuknya kontol itu ke memek sempit itu, Siska memekik tertahan menahan sakit.
“Akh.. pelan-pelan pak. Sakit sekali.”
“Maaf sayang, abisnya memek kamu sempit banget, jadi sulit masuknya. Tahan ya, nanti juga pasti jadi enak.”
Setelah berhasil masuk seluruhnya, kembali pak Haris memainkannya maju mundur sambil dia ciumi bibir dan kedua payudaranya. Siska juga tak kalah buas membalas lumatan bibir pak Haris itu.
Sekitar 5 menit kemudian, tubuh Siska mengejang pertanda dia sudah memperoleh orgasmenya.
“Aha, kamu sudah terpuaskan ya? Baru begitu saja sudah orgasme. Lanjut ya sayang.”
Ada sekitar 15 menit pak Haris menghajar memek siska. Rambut Siska sudah acak-acakan dan seluruh tubuhnya sudah basah dengan keringat, tapi tampaknya pak Haris masih kuat bertahan lama.
“Akh.. akh.. emmmh.. Pak… ahhh…” Siska meracu tak karuan menahan nikmat yang dirasakan.
Kemudian pak Haris merubah posisi, kini dia tiduran terlentang di ranjang dan Siska dia suruh duduk di atasnya sehingga dia bisa menusuk-nusukan kontolnya ke memek Siska dari bawah. Dan bles, kontol itu masuk lagi ke lubang memek Siska. Siska sendiri lama kelamaan tampak menikmati juga dengan menggoyang-goyangkan pinggulnya untuk menerima tusukan kontol pak Haris dari bawah. Keringat semakin deras menggucur di badan kedua manusia yang sudah lupa kesadaran itu. Payudara Siska yang menggantung-gantung diremas-remas dengan kasar oleh pak Harsi, namun Siska tidak peduli, yang dia rasakan sekarang hanyalah hasrat menggebu-gebu untuk memuaskan nafsunya.
Setiap kali kontol pak Haris menusuk ke atas, Siska selalu memekik pelan. Dan terkadang pak Haris mempercepat tusukannya ke memek Siska.
Pemandangan itu sungguh membuat aku jadi sangat bernafsu, dan timbul niatku untuk melakukan hal yang sama pada Siska. Kontolkupun sudah berdenyut-denyut ingin mencari pelarian. Tapi tetap kutahan sampai permainan mereka selesai.
Lalu pak Haris menidurkan Siska yang sudah benar-benar lemas ke ranjang dengan posisi terlentang.
Gila, mau diapain lagi nih cewek? Gumamku dalam hati yang kasihan melihat Siska yang sudah lemas tak berdaya tapi tetap diserang terus oleh pak Haris.
Dari posisi Siska terlentang di ranjang, pak Haris mengangkat kaki kanan Siska ke pundaknya dan dia hujamkan lagi kontolnya ke memek Siska. Slep.. slep.. slep.. suara kedua kelamin mereka kembali beradu.
Siska sudah terengah-engah kehabisan tenaga, tapi sebaliknya pak Haris semakin mempercepat gerakannya.
“Akh.. akh.. uuhh.. mmmh…” Siska semakin meracau tak karuan dengan badannya terdorong-dorong seiring gerakan pak Haris.
Selama hampir 10 menit, Siska menahan serangan pak Haris yang seperti sudah kesetanan. Tiba-tiba pak Haris menarik kontolnya dari memek Siska dan dia mengocok kontolnya di depan muka Siska “Aakh… aku keluar…” crot.. crot.. croot… pejuh pak Haris muncrat semua ke muka Siska sehingga membasahai wajah sayu itu.
“Aaaaah puas banget aku sayang. Kamu benar-benar luar biasa. Belum pernah aku sepuas ini berhubungan badan dengan perempuan.” Pak Haris memuji Siska.
Pak Haris segera memakai pakaiannya sedangkan Siska masih tertidur lemas di ranjang, matanya sayu dan badannya masih berpeluh keringat.
“Hei Bari, dari tadi kamu Cuma melongo saja disitu, emang kamu ga kepengen kayak aku tadi. Sana nikmati saja gadis itu, bukannya kamu sudah lama memendam rasa pada dia? Sana mumpung ada kesempatan.”
Aku kaget mendengar perkataan pak Haris, tapi jujur dalam hatiku memang bergejolak penuh hawa nafsu terhadap Siska. Dan memang benar kapan lagi aku punya kesempatan seperti ini?
Dan sekarang sepertinya aku yang kerasukan setan, langsung kudekati Siska yang masih meringkuk lemas di ranjang. Kubuka semua pakaianku sampai telanjang bulat. Siska yang melihatku jadi bertambah kaget.
“Mas Bari mau apa? Jangan Mas, Siska sudah ga kuat.”
Takkupedulikan lagi kata-katanya dan langsung kubangunkan dia dan kuposisikan merangkak membelakangiku. Pemandangan bongkahan pantat indah dan memek merah dari seorang gadis yang sudah lama kusukai bagaikan mimpi yang menjadi kenyataan bagiku. Langsung kuarahkan kontolku yang sudah menegang ke arah memeknya yang merah merekah itu.
“Jangan Mas Bari..” Siska kembali meronta, tapi blesss… kembali memeknya disumpali dan kali ini oleh kontolku.
Kontolku dapat masuk dengan lancar, mungkin karena lubang memeknya sudah sedikit “terbuka” oleh karena pak Haris tadi.
Saat kontolku masuk penuh ke dalam, kurasakan nikmat yang selama ini belum pernah aku rasakan. Dan langsung saja kugenjot memeknya dari belakang dengan posisi dogy style. Gerakanku yang cukup keras membuat Siska terdorong maju-mundur juga sehingga payudaranya terlihat terayun-ayun.
Segera kuraih kedua benda kenyal itu dan kuremas-remas sembari tetap kugenjot dia.
“Akh.. akh.. aku.. su..dah.. tidak.. kuat.. akh.. mas.” Rintihnya
Keringatnya kembali mengucur deras dan begitu juga aku.
Sekitar 15 menit aku menggenjotnya, dan kini kuhadapkan kontolku di mukanya untuk dihisap seperti pak Haris tadi.
Tanpa menunggu perintahku Siska segera meraih kontolku dan memasukannya ke mulutnya sambil terkadang mengocoknya.
Aku melenguh keenakan merasakan permainan mulut Siska dan kocokan tangannya.
Beberapa menit kemudian, saat kontolku masih didalam mulut Siska, kurasakan klimaksku akan segera datang dan kubiarkan saja kontolku tetap di dalam mulutnya. Dan akhirnya croot..croot… pejuhku tumpah di dalam mulut Siska hingga dia memuntahkannya karena terlalu banyak. Tapi ada beberapa yang tertelan olehnya.
“Waaah, nikmat sekali ternyata ngentotin kamu Sis. Mas benar-benar puas banget.”
Siska kembali ambruk ke ranjang dengan mulut yang belepotan oleh pejuhku.
Dengan HPku, kufoto dia karena posenya sangat seksi yang tanpa busana dan berpeluh keringat itu. Kujadikan foto itu kenang-kenangan persetubuhanku dengan Siska hari itu.
Setelah kejadian itu, Siska mendapatkan peran dalam sinetron itu sesuai janji pak Haris.
Dan kami berjanji tidak akan menceritakan kejadian itu pada siapapun.


Categories: ,
 

Malam yang sangat gelap mencekam mengiringi kedatangan sebuah mobil Toyota Kijang memasuki suatu desa yang cukup terpencil. Desa itu bernama desa Cimani Gunderowo, yang dalam bahasa Indonesia berarti Air Sperma Gunderewo. Suatu nama yang tak lazim untuk suatu desa. Desa itu terletak di suatu pedalaman hutan kota Banten. Kurang lebih 150 KM ke arah barat dari pusat kota. Sangat jauh dari hiruk pikuknya kendaraan, dan sangat jarang terjamah oleh orang luar. Terbukti dari akses jalan yang masih sangat minim untuk menuju ke sana. Zakia Arfan, Marisa Anita, dan Gilang. Mereka adalah reporter dari salah satu stasiun TV Terbesar di Indonesai yaitu Metro TVl. Mereka diberi tugas untuk meliput desa tersebut. Karena ada beberapa laporan masyarakat yang masuk pada pihak redaksi tentang desa tersebut. Setelah sekian lama berkendara, mereka pun menepikan mobil mereka ketika telah menemukan tempat yang mereka cari. Mereka akhirnya tiba di desa Cimani Gunderewo. Desa itu terlihat sangatlah menyeramkan. Pohon-pohon besar tumbuh mengelilingi desa tersebut. Lolongan anjing sayup-sayup terdengar di dalam kelebatan hutan, memecah keheningan malam. Sungguh, semakin membuat ngeri tempat itu.


"Lang, anter dong. Gue kebelet pipis nih." ucap Zakia Arfan kepada Gilang.
"Yaelah, elu. Yaudah deh, yuk gue anter." balas Gilang.
"Terus gue gimana guys?" ucap Marisa Anita.
"Elu diem aja disini Marissa. Lu jagain mobil. Siapa tau ada warga yang lewat, lu kan bisa minta ijin sekalian tempat tinggal sama mereka." ucap Gilang.
"Tapi gue takut sendirian disini."
"Udah tunggu aja Marissa. Bentar doang kok."
"Ayoo cepetan Lang, gue udah kebelet." lanjut Zakia Arfan seraya menarik tangan Gilang memasuki hutan.
Mereka pun mulai menghilang di balik pepohonan, meninggalkan Marisa Anita sendirian di dalam mobil. Di suatu desa yang sangat menyeramkan. Marisa Anita, gadis kelahiran Bandung 21 tahun yang lalu. Dia memiliki paras yang cantik khas mojang kota kembang, dengan kulit yang berwarna putih bersih. Gadis ini memiliki tinggi 159 cm dan berat 42 kg. Payudaranya berukuran 36 B, juga pinggul yang semok membuat dia sangat menarik setiap kaum Adam yang memandangnya. Marisa Anita memiliki seorang tunangan yang sudah ia pacari semenjak ia duduk di kelas 2 SMA. Umur mereka terpaut 5 tahun. Namun Marisa Anita sangat mencintai tunangannya saat ini, karena dia tak pernah mau merenggut keperawanan Marisa Anita semenjak mereka pacaran dulu. Paling banter mereka hanya melakukan piting dan Blow Job saja. Pria itu sangat menghormati Marisa Anita sebagai perempuan, dengan tetap menjaga keperawanan gadis ini.

20 menit sudah Marisa Anita duduk termenung di dalam mobil sendirian. Dia sudah mengerti lagi dengan kelakuan kedua temannya tadi. Mereka pasti tengah bersetubuh di dalam hutan itu. Karena bosan, Marisa Anita pun mencoba untuk berbaring di sana. Namun belum lama dia berbaring, terdengar suara ketukan di kaca samping mobilnya. Dan Marisa Anita pun segera menoleh ke asal suara. Dia mendapati sesosok pria paruh baya tengah berdiri di luar mobilnya. Ki Samad, panggil saja begitu. Lelaki ini berusia sekitar 86 tahun. Seluruh wajahnya penuh dengan kerutan. Dia memiliki tinggi sekitar 152 cm dan berat 60 kg. Namun dia masih bisa berdiri tegap dalam usianya yang hampir satu abad itu. Akhirnya Marisa Anita pun menghampiri kakek itu. Dia mengemukakan maksud kedatangan nya dan kedua teman-temannya pada ki Samad. Marisa Anita pun meminta sebuah tempat tinggal sementara untuk mereka tinggali selama beberapa hari di desa tersebut. Ki Samad pun mengangguk mengerti, dan mengajak Marisa Anita ke suatu rumah milik warga tak jauh dari mobil mereka. Marisa Anita mengunci pintu mobilnya, kemudian mengikuti ki Samad memasuki sebuah rumah. Meskipun hanya sebuah rumah yang terbuat dari anyaman bambu, rumah itu cukup nyaman dan layak untuk ditinggali. Akhirnya Marisa Anita pun berterima kasih kepara ki Samad. Sebuah senyum terlukis indah di bibir tipisnya.

"Eh maaf Ki, teman-teman saya sudah lebih dari 1 jam memasuki hutan disana. Kalo aki ketemu sama mereka, tolong beri tahu mereka kalo saya ada disini ya ki. Mereka memakai baju yang sama seperti yang saya pakai ini ki. Mohon maaf sebelumnya kalo merepotkan." ucap Marisa Anita pada ki Samad.
Ki Samad hanya mengangguk mengerti, seraya menyuguhkan makanan pada Marisa Anita. Lelaki ini tahu kalau Marisa Anita sedang lapar. Dan mereka pun makan bersama malam itu. Meski hanya sekedar makanan yang sederhana, namun cukup membuat Marisa Anita merasa kenyang. Setelah makan, Marisa Anita pun mulai mengambil hand phone nya dan menyeting recorder. Dia ingin mengorek informasi desa ini pada ki Samad. Marisa Anita pun melayangkan beberapa pertanyaan pada kakek itu.
"Eh ki, maaf sebelumnya. Saya dari stasiun Metro TV dateng kesini untuk mencari informasi dari desa ini. Kalo boleh tau, kenapa desa ini dikasih nama Cimani Gunderewo yaa ki?" tanya gadis itu.
"Oh itu, jadi ceritanya gini neng. Dulu, banyak orang yang dateng kesini untuk pengasihan. Pengasihan Gunderewo tepatnya. Jadi, setiap orang yang mau kaya dateng ke sini sambil bawa perawan sebagai tumbal." ucap ki Samad bercerita.
"Nah, terus perawan itu dibawa ke gua di hutan sebelah sana. Gua itu dipercaya tempat tinggal nya Gunderewo neng." lanjutnya.
"Oh gitu ki. Terus para perawan itu di apain lagi ki? Apakah gunderewo itu menampakan diri sama warga disini? Terus, para perawan yang dijadikan tumbal, apakah mereka terlihat kembali?" Tanya Marisa Anita memberondong.
"Yaa, para perawan itu di letakan di suatu ruangan di dalam gua itu. Terus tumbal itu di ikat kedua kaki dan tangannya membentuk huruf X dalam keadaan telanjang, diatas batu persembahan." jawab ki Samad Serius.
"Gunderewo itu gak pernah menampakan diri sama sembarangan orang neng. Dia hanya menampakan diri ke kuncen ataupun gadis tumbalnya saja. Mereka yang dijadikan tumbal pengasihan Gunderewo tak pernah terlihat keluar lagi dari gua itu neng, warga sini percaya kalo gadis yang ditumbalkan itu dijadikan gundik sama Gunderewo disana." lanjutnya seraya menatap nanar ke Marisa Anita.
"Oh, iyaa ki. Aki sendiri pernah melihat sosok Gunderewo itu gak?" Tanya Marisa Anita lagi.
Ki Samad hanya mengangguk, sambil pandangan matanya tak pernah lepas dari tubuh seksi Marisa Anita. Membuat Marisa Anita merasa risih dibuatnya.

"Kalo saya boleh tau, gimana rupa dari Gunderewo itu ki?"
"Kenapa neng nanyain hal itu?" jawab ki Samad galak.
"Maaf ki. Ini info yang sangat penting dalam liputan saya. Hal ini akan jadi berita yang sangat penting buat masyarakat luas. Jadi saya mohon maaf kalo aki merasa terganggu dengan pertanyaan saya barusan." jawab Marisa Anita tertunduk.
"Kalo neng bener-bener ingin tahu rupa dari Gunderewo itu, neng harus masuk ke gua itu. Soalnya saya tau kalo neng ini masih perawan kan. Gunderewo itu pasti dengan senang hati menampakan wujudnya sama neng." ucap ki Samad seraya tersenyum pada Marisa Anita, menampakan susunan giginya yang telah menghitam.
Marisa Anita nampak terkaget dibuatnya, dia bergidik ketakutaan. Namun tak lama kemudian, Marisa Anita merasa pusing dikepalanya. Seluruh pandangan nya mulai mengabur, dan dia pun jatuh pingsan. Ki Samad tersenyum melihat itu. Semua rencananya berhasil.

########################


Kedua tubuh sedang bergumul di dalam rimbunnya semak-semak. Mereka sedang saling tindih dalam keadaan yang telanjang. Yaa, kedua sosok itu merupakan Zakia Arfan dan Gilang. Gilang sedang memacu tubuh montok Zakia Arfan dalam keadaan missionaris. Kedua kaki Zakia Arfan berada di bahu Gilang, membuat vaginanya terangkat menghadap Gilang. Hal ini membuat penis besarnya keluar masuk dengan lancar divagina Zakia Arfan.
"Aagghh, terus lang. Aggghh, kontol lu enak banget. Agghh,, ogghhh,, yaa terus.. Aggghh.." desah Zakia Arfan menikmati genjotan Gilang.
"Aggghhh, iyaa dra. Memek lu juga enak banget.. Agghhh... Kontol gue berasa di pijet di dalam memek lu.. Agghhh..." jawab Gilang sambil mempercepat genjotannya.
Zakia Arfan hanya mendesah dan mengerang dibuatnya. Kedua matanya terpejam, menikmati gesekan antara kelamin mereka. Zakia Arfan seakan terbang ke langit ke tujuh dibuatnya.
"Aaggghhh,, dra, gue mau keluar.. Aaggghhh... Ooggghh.." ucap Gilang sambil mulai menciumi payudara Zakia Arfan.
Zakia Arfan kelojotan dibuatnya. Dan beberapa detik kemudian, dia merasakan cairan hangat yang muncrat di dalam vaginanya. Ternyata Gilang telah mendapat orgasmenya yang kedua malam itu. Tubuh Gilang pun ambruk menimpa tubuh Zakia Arfan. Zakia Arfan masih terpejam menikmati denyutan penis Gilang di dalam vaginanya. Dia memeluk tubuh Gilang dengan erat. Namun dia pun menjerit ketika membuka matanya. Dia melihat ada beberapa sosok yang mengelilingi mereka berdua, Zakia Arfan hitung ada sekitar tujuh orang. Zakia Arfan pun segera membangunkan Gilang, namun tak ada respon darinya. Dia pun menggulingkan tubuh Gilang ke samping, dan memcoba memungut pakaiannya untuk menutupi ketelanjangannya. Zakia Arfan menjerit kembali ketika dia melihat kedua tangannya yang berlumuran darah segar. Dia sapukan pandangannya ke arah Gilang, dan menemukan luka sayatan di tubuh Gilang. Ternyata Gilang telah mati di tangan para penduduk setempat.
"Aaaarrrggghhhh! Siapa kalian?" jerit Zakia Arfan.
"Biadab kalian! Kalian telah membunuh Gilang. Dasar manusia biadab kalian!" Lanjutnya memaki para penduduk tersebut.

Namun ke tujuh sosok yang mengelilingi Zakia Arfan tak mengeluarkan sekecap katapun. Mereka hanya menatap Zakia Arfan dengan tatapan lapar. Sebuah senyuman kemenangan mengembang di wajah mereka semua, lalu secara bersamaan mereka menyerang tubuh telanjang Zakia Arfan.
"Marissadak! Mau apa kalian semua biadab? Tolong! Tolong! Aarrgghh, lepas kan! Tolong! Tolong!" jerit Zakia Arfan ketakutan.
Namun jeritannya tak berpengaruh apapun pada mereka semua. Dengan sangat bernafsu, mereka mulai menggerayangi tubuh telanjang Zakia Arfan. Mereka meremas payudara Zakia Arfan dengan sangat kasar, dua orang dari mereka mengoreki vagina Zakia Arfan dengan sangat kasar juga. Setiap lekuk tubuh Zakia Arfan tak ada yang terlewat dari jamahan tangan nakal mereka. Satu persatu dari mereka mulai melepas semua baju mereka. Dan tujuh batang besar mulai terpampang jelas di hadapan Zakia Arfan, minta untuk di puaskan. Zakia Arfan bergidik ketakutan melihat ukuran penis mereka. Dia tak sanggup membayangkan apa yang akan segera menimpa tubuh seksinya sebentar lagi. Satu per satu mereka mulai mendekati tubuh telanjang Zakia Arfan. Dan tanpa menunggu lama lagi, sebuah penis besar menembus vagina Zakia Arfan dengan sangat kasar. Zakia Arfan menjerit kesakitan. Vaginanya serasa disayat oleh silet. Namun jeritannya tak keluar lama, setelah satu penis besar telah menembus bibir tipisnya. Zakia Arfan merasa sangat tersiksa dibuatnya. Satu demi satu penis besar telah keluar masuk divagina dan mulutnya. Satu penis yang keluar setelah menyemburkan sperma, segera digantikan dengan penis besar lainnya. Marissadak memberi Zakia Arfan waktu untuk sekedar menarik nafas. Dia sangat lemah kesakitan dibuatnya. Vaginanya mengeluarkan bercak darah, penis besar para penduduk setempat itu telah merobek vaginanya.


Zakia Arfan mulai mendapatkan kesadarannya kembali dan mulai berontak, ketika dirasa ada sesuatu yang menggesek lubang duburnya. Sebuah penis besar tengah mencoba untuk menembus lubang duburnya dari belakang. Zakia Arfan menjerit memohon, berharap mereka akan sedikit tiba pada dirinya. Namun usahanya sia-sia saja. Para pemerkosanya itu sama sekali tak peduli pada Zakia Arfan.
"Mmmhhh,, jangan! Mmmhhh.. Ampun! Mmhhh..." jerit Zakia Arfan disela kulumannya.
Dan "aaarrrrggghhh!" Zakia Arfan menjerit, dia melolong kesakitan. Sebuah penis raksasa menembus paksa lubang duburnya yang masih perawan dalam satu sentakan kasar. Zakia Arfan tak mampu menerima lagi semua itu. Tubuhnya telah mendapat titik maksimal dalam menerima rasa sakit, dia pun jatuh pingsan. Para penduduk masih terus melakukan aktifitas mereka diatas tubuh Zakia Arfan. Mereka sama sekali tak peduli pada keadaan Zakia Arfan saat itu. Mereka terus menggenjot dan meremasi tubuh Zakia Arfan secara brutal. Seluruh lubang di tubuh Zakia Arfan terus menerus dijejali penis raksasa mereka tanpa jeda sedikit pun. Mereka berniat untuk memberikan luka permanen pada tubuh Zakia Arfan. 4 jam kemudian mereka baru selesai dengan tubuh Zakia Arfan. Seluruh tubuh Zakia Arfan dipenuhi dengan bercak sperma yang mengering. Lelehan sperma masih merembes dari dalam mulut, lubang vagina dan lubang duburnya yang menganga lebar. Bercak darah pun masih nampak jelas di kedua lubang tersebut. Setelah puas dengan tubuh Zakia Arfan, mereka pun mengenakan pakaian mereka kembali. Tubuh telanjang Zakia Arfan yang sudah sangat mengenaskan mereka ikat di pohon pinus. Tak lupa mereka menaruh madu di seluruh tubuhnya, dan menjejalkan bunga pinus di lubang vagina dan duburnya. Sedangkan mayat Gilang, mereka buang ke sungai. Setelah semuanya selesai, mereka pun kembali ke desa. Meninggalkan Zakia Arfan yang masih pingsan di dalam rimbunnya hutan sendirian.

#################################

Marisa Anita terbangun setelah mencium bau yang sangat menyengat hidungnya. Dia sama sekali tak ingat dengan kejadian yang dia alami kemarin, kepalanya masih sangat pusing. Dia pun membuka matanya dengan perlahan.
"Wahai Gunderewo, terimalah tumbal dari kami semua. Dan berikan kami hasil panen yang berlimpah." ucap seorang lelaki.
Mendengar itu, Marisa Anita segera mengerjapkan matanya yang masih mengabur. Tubuhnya sama sekali tidak bisa digerakan. Dia pun mulai melihat kesekeliling, mengamati keadaan. Marisa Anita menjerit sejadi-jadinya, ketika dia tau keadaan nya saat ini.
"Sadar juga kamu neng." ucap suara yang tak asing bagi Marisa Anita.
"Ki Samad! Apa yang aki lakukan sama saya? Saya mau diapakan ki? Tolong! Tolong!" teriak Marisa Anita.
"Percuma geulis, gak akan ada orang yang bakalan denger kamu disini. Kamu bakalan aki jadikan tumbal untuk Gunderewo." ucap Ki Samad.
"Marissadak! Apa salah saya ki? Tolong! Saya gak mau jadi tumbal. Tolong!" teriak Marisa Anita.
Namun tak ada satu pun yang menolongnya. Ki Samad terlihat khusu melanjutkan mantera pemanggilan Gunderewonya. Mulutnya komat-kamit merapalkan mantra. Dan tak lama kemudian, kepulan asap mulai memenuhi ruangan gua tersebut. Marisa Anita meronta, dia mencoba untuk melepas kan dirinya. Gadis cantik itu tengah terbaring di atas sebuah batu yang datar. Kedua tangan dan kaki nya di ikat ke setiap sudut batu itu. Tubuh seksinya itu tak tertutupi sehelai benangpun, ia telah telanjang. Vagina dan payudaranya terpampang dengan sangat jelas. Membuat orang ingin segera menyantap dan menjamah bila melihatnya.
"Siapa yang berani membangunkanku?" sebuah suara geraman menggema di gua tersebut.
"Ampun Gunderewo. Saya ki Samad." jawab ki Samad sambil membungkuk.
"Ah, ki Samad!"

"Apa gerangan kamu sampai berani mengganggu tidur lelapku? Huh?" lanjut Gunderewo itu.
"Ampun. Saya bawa tumbal baru buat Akang. Saya cuman minta ditukar dengan hasil panen yang melimpah 2 tahun ke depan."
Gunderewo itupun mengalihkan pandangan nya pada batu persembahan. Dia tersenyum lebar ketika melihat sosok gadis perawan berparas ayu terbaring di atasnya. Dia kemudian tertawa dengan sangat menggema.
"Hahaha... Tumbal yang bagus Samad. Haha... Baiklah, akan ku buat panen warga desa melimpah untuk dua tahun ke depan. Hahaha..."
"Sekarang pergi lah! Biarkan aku menikmati tumbal ku!" lanjut Gunderewo itu seraya mendekati tubuh Marisa Anita.
Ki Samad pun meninggalkan gua itu dengan segera. Dia tidak ingin mengganggu prosesi yang akan di lakukan Gunderewo itu pada Marisa Anita. Dia sudah terlalu senang dengan apa yang akan dia dapat di ladangnya untuk dua tahun ke depan.


Sesosok mahluk tinggi besar menghampiri tubuh Marisa Anita. Marissangginya sekitar 2 meter lebih. Badannya berwarna hitan legam, dengan bau yang sangat menyengat tercium di seluruh tubuhnya. Bulu hitam kasar menghiasi seluruh tubuh mahluk itu. Sepasang mata merah yang menyala menatap nanar pada Marisa Anita. Taring tajam pun menghias di bibir tebalnya. Marisa Anita terbelalak tak percaya melihat sosok di hadapannya sekarang. Dia berontak lebih keras, mencoba untuk melepaskan ikatan di tubuhnya. Marisa Anita menjerit sejadinya. Meminta pertolongan kepada siapa pun yang bisa mendengarnya. Namun semua usahanya itu nihil. Tak ada seorang pun yang berani masuk ke gua tersebut. Melihat mangsanya terikat tak berdaya, membuat penis Gunderewo itu menyembul keras. Batang penisnya sangat besar dan panjang. Diameternya mencapai 15 cm, dan panjangnya hampir 35 cm. Sungguh penis raksasa. Marisa Anita menggidik ketakutan melihat penis Gunderewo itu. Dia tak sanggup membayangkan bila benda sebesar itu menembus liang vaginanya yang masih perawan.

Marisa Anita mulai menangis karena saking takutnya pada mahluk itu. Gunderewo itu mulai tak sabar ingin segera menikmati tubuh Marisa Anita. Dia mulai menjamah tubuh telanjang gadis itu. Tangannya segera menggerayangi tubuh seksi Marisa Anita dengan perlahan. Mahluk itu mulai merangsang setiap titik sensitif di tubuh Marisa Anita dengan sangat intens. Tangan besar nya meremasi payudara gadis itu dengan perlahan. Sedang kan mulutnya mulai menjilati wajah cantik Marisa Anita. Mahluk itu mencoba mencium bibir mungil Marisa Anita. lidahnya yang panjang dia coba untuk menelusup masuk ke dalam bibir Marisa Anita. Namun Marisa Anita tak pernah mau membuka mulutnya. Marisa Anita terpejam, dia tak sanggup melihat sosok menyeramkan di depannya itu. Hidungnya mencium bau yang sangat menyengat di depannya. Dia sampai ingin muntah dibuatnya. Bibirnya dia katupkan dengan sangat keras. Dia tak mau berciuman dengan mahluk jelek nan bau ini. Takan pernah! Karena geram, Gunderewo itu pun mencubit puting kiri Marisa Anita dengan sangat keras. Membuat Marisa Anita membelalak kesakitan. Mulutnya terbuka, menjerit sejadinya. Dan pada saat itu lah, Gunderewo ini menesulupkan lidahnya ke dalam bibir tipis Marisa Anita. Mahluk itu mulai mencium bibir gadis itu. Mendapatkan serangan seperti itu, Marisa Anita merasa sangat mual. Ada rasa aneh yang sangat tidak mengenakan di dalam mulutnya. Air liur mahluk itu juga berbau menyengat di dalam mulutnya. Dia sampai muntah dibuatnya.

Kedua matanya mulai menangis semakin deras. Lidah panjang mahluk itu menggelitik setiap rongga mulut Marisa Anita. Dia ingin membuat Marisa Anita terbiasa dengan rasa dari liurnya itu. Tangan kanannya meremasi payudara kiri Marisa Anita, Sesekali memilin puting payudaranya yang masih berwarna merah muda itu. Sedangkan tangan kirinya, dia gerakan menuju vagina Marisa Anita. Marisa Anita merasakan sesuatu yang sangat kasar menggeseki lubang vaginanya. Mencoba untuk men stimulus daerah istimewanya tersebut. Marisa Anita mencoba menahan mati-matian setiap rangsangan tersebut. Namun dia pun hanya wanita biasa. Menerima serangan yang intens, lubang vaginanya pun membasah di jari-jari kasar sesosok Gunderewo. Mengetahui mangsanya sudah mulai terangsang, Gunderewo itu pun segera menurunkan ciuman bibirnya semakin ke bawah. Dia jilati setiap lekuk tubuh Marisa Anita. Mulai dari wajah, telinga, leher, perut, dan kedua bongkahan payudaranya Marisa Anita. Tak ada bagian yang terlewat dari jilatan lidah panjangnya itu.

Ketika pagutan mahluk itu terlepas di bibirnya, Marisa Anita meludah terus menerus. Dia ingin membuang semua air liur mahluk itu yang selalu terasa menempel di rongga mulutnya. Dia juga mencoba untuk menahan setiap rangsangan di tubuhnya dengan sangat kuat. Namun sia-sia saja semua usahanya itu. Marisa Anita pun mulai mendesah dan mengerang, ketika lidah panjang mahluk itu mulai menjilati lubang vaginanya. Gunderewo itu menjilati setiap inchi vagina Marisa Anita dengan sangat telaten. Sesekali dia coba untuk memasukan lidah panjangnya itu ke dalam lubang sempit dihadapannya. Lidah itu pun mulai keluar masuk lubang vagina Marisa Anita bak seekor ular. Gunderewo itu menjilati seluruh rongga di dalam vagina Marisa Anita. Menerima itu semua, membuat desahan Marisa Anita semakin menjadi. Mulutnya tak berhenti mengerang dan mendesah. Gunderewo itu sungguh sangat pintar merangsang setiap titik sensitif di tubuhnya. Tak lama berselang, Marisa Anita pun merasakan sesuatu yang sangat enak di vaginanya. Sebuah perasaan yang tak pernah dia rasa kan sebelum nya. Ada sebuah dorongan yang ingin keluar dari dalam vaginanya. Semakin dia tahan, semakin kuat dorongannya. Dan tanpa bisa dicegah lagi, Marisa Anita pun mendapat kan orgasme nya yang pertama selama hidupnya itu. Cairan bening nan lengket menyembur deras dari dalam vaginanya. Dan langsung masuk ke dalam mulut Gunderewo itu semuanya. Yaa, Gunderewo itu menghisap habis setiap cairan yang keluar dari dalam liang vagina Marisa Anita. Mahluk itu menelannya habis, tak bersisa. Tubuh Marisa Anita masih mengejang sambil mengejat-ngejat.

Dia sungguh sangat tenggelam oleh kenikmatan yang baru dia dapat hari itu. Matanya terpejam, sedang kan mulutnya membuka lebar. Melihat kesempatan itu, Gunderewo segera mencoba untuk memasukan penis raksasanya itu ke dalam mulut mungil Marisa Anita. Dia mendorongnya dengan kasar, membuat Marisa Anita sangat terkejut. Ukuran penisnya yang terlalu besar, tak muat ke dalam bibir Marisa Anita. Hanya sebatas kepalanya saja yang dapat masuk, itu pun tak muat. Hal itu membuat Marisa Anita sangat tersiksa. Mulutnya dipaksakan untuk menganga sampai ukuran maksimal. Penis raksasa itu memaksa mulut Marisa Anita untuk membuka sampai ukuran yang sebelum nya belum pernah bisa dia capai. Penis Gunderewo itu seakan ingin merobek mulut Marisa Anita. Kesal karna penisnya tak bisa muat ke dalam mulut Marisa Anita, Gunderewo ini pun mulai memposisikan posisi nya diatas tubuh Marisa Anita. Dia gesekan penis raksasa nya yang bersisik itu tepat di depan lubang vagina Marisa Anita yang masih perawan. Dia menggesek-gesekan nya untuk beberapa saat. Dan saat dirasa sudah tepat di depan vaginanya, dia dorong penisnya merobek vagina mungil Marisa Anita dalam satu hentakan kasar. 'Breeeettt' Marisa Anita yang awalnya terbuai oleh rangsangan di vaginanya itu mulai menjerit sejadi-jadinya. Dia merasakan perih yang teramat sangat di lubang kelaminnya itu. Tubuhnya mengejang keatas, menahan rasa sakit yang tak terkira itu.

Dan Marisa Anita pun jatuh pingsan, tak kuat menerima rasa sakit. Melihat mangsanya sangat lemah, Gunderewo itu sangat marah. Dia mulai menggerakan penisnya itu dengan sangat kasar di lubang vagina Marisa Anita. Dia menggenjot vagina mungil Marisa Anita dengan sangat brutal. Mahluk itu memaksakan vagina Marisa Anita untuk bisa menerima seluruh batang penisnya yang sangat besar dan panjang itu. Dia hentakan pinggulnya dengan sangat keras, seakan ingin mendobrak dinding rahim Marisa Anita. Setelah beberapa hentakan yang sangat kuat di dalam vagina Marisa Anita, akhirnya seluruh penis Gunderewo itu pun masuk seluruh nya. Penis yang berdiameter 15 cm, dan panjang 35 cm itu pun bersarang dengan manis di dalam vagina mungil Marisa Anita. Sampai vagina Marisa Anita mengembung dibuatnya. Seluruh otot vagina Marisa Anita seakan meremasi setiap bagian penis Gunderewo itu. Mahluk itu merasa sangat dimanjakan dibuatnya. Dia pun mulai mempercepat genjotannya di dalam vagina Marisa Anita. Penis mahluk itu menghentak dengan sangat kuat mendobrak vagina Marisa Anita. Kemudian dia cabut penisnya dengan sangat perlahan, menikmati setiap gesekan antara dinding vagina Marisa Anita yang lembut dan Penis nya yang bersisik itu. Mahluk itu melakukannya terus menerus, sampai membuat Marisa Anita sadar dari pingsannya.

"Aaaaawwwhhh,, sakiiitt... Berhentiiii... Sakiiitt,, aku mohon! Awwwhhh..." ucap Marisa Anita mengiba.
"Diam kau sundal! Mulai detik ini tubuhmu adalah milik ku. Kau sama sekali tak berhak lagi atas seluruh tubuhmu ini." ucap Gunderewo itu sambil mempercepat genjotannya.
"Kamu itu sudah dijadikan tumbal untuk ku. Jadi mulai saat ini, kamu adalah budak birahiku. Hahaha..." lanjutku mahluk itu sambil tertawa.
“Marissadak! Aku tidak sudi! Lepas kan aku dasar mahluk menjijikan!" maki Marisa Anita sambil meludah ke arah mahluk yang sedang menggagahinya itu.
"Dasar kurang ajar kak sundal! Lihat, aku akan menyetubuhimu dengan sangat ganas dari sekarang. akan kubuat kau bertekuk lutut pada kontolku ini." ucap mahluk itu geram.

Pompaan di dalam vagina Marisa Anita makin cepat dan kuat saja. Mahluk itu ingin membuat Marisa Anita merasakan multiple orgasme. Gunderewo itu ingin membuat Marisa Anita tak bisa lepas ataupun menolak penis raksasanya lagi. Mahluk itu mulai menyetubuhi Marisa Anita dengan sangat menggila. Penisnya mengeluarkan precum di dalam lubang vagina Marisa Anita. Cairan itu mengandung semacam bakteri, yang akan membuat vagina korbannya merasa sangat gatal dan geli dibuatnya. Precum yang Gunderewo itu keluar kan dalam dosis yang cukup banyak di dalam vagina becek Marisa Anita. Rupanya mahluk itu ingin membuat Marisa Anita tak bertingkah lagi.

Marisa Anita merasa ada yang aneh di dalam vaginanya. Dia merasakan ada sesuatu yang sangat panas di dalam vaginanya. Gadis itu merasakan vaginanya sangat gatal dan sangat geli, sehingga tanpa dasar dia pun mendesah-desah menerima setiap sodokan penis raksasa Gunderewo itu. Mengetahui kalau rencananya berhasil, mahluk itu pun menghentikan gerakan nya di dalam vagina Marisa Anita. Dia mencabut keluar penisnya dalam satu tarikan kuat. 'Plooop' suara ketika penisnya keluar. Lubang vagina Marisa Anita nampak menganga sangat lebar. Bercak darah masih menetes dari dalam sana. Marisa Anita tersadar dari lamunannya. Dia merasakan ada sesuatu yang hilang dari dalam vaginanya. Lubang vaginanya terasa sangat gatal minta digaruk. Namun benda yang sedari tadi keluar masuk di vaginanya itu telah hilang. Sedang kan kedua tangan dan kakinya terikat dengan keras, membuatnya tak bisa melakukan apapun selain menggesek-gesekan kedua pahanya. Gunderewo itu hanya tersenyum melihat perilaku Marisa Anita. Dia merasa puas dengan apa yang telah dia buat pada gadis alim tersebut. Rupanya dia telah berhasil untuk merubah sifat Marisa Anita, dan membuang semua rasa malu gadis itu. Gunderewo itu telah berhasil membuat Marisa Anita bertekuk lutut pada penisnya. Mahluk itu telah berhasil membuat Marisa Anita menjadi budak sexnya.

"Aaaaggghhhh... Hmmm... Aggghhh.... Ssshhhh... Aggghhh...." desah Marisa Anita.
"Kenapa kau menggeliat seperti cacing seperti itu manusia? Huh?"
"Apakah memekmu gatal ingin di garuk? Apakahmemek mu rindu sama batang penis besar ku? Huh? Jawab!" ucap Gunderewo itu sambil menatap tajam ke arah Marisa Anita. Sebuah tatapan yang seakan merendahkan derajat Marisa Anita sebagai seorang wanita alim.
"Aaaagghhh,, iyaa tuan... Aggghhh... Tolong berikan kontol besarmu itu... Aggghhh..."
"Tolong garuki memek gatalku ini tuan... Aaaagghhh.... Setubuhi aku tuan... Aggghhh... Aku adalah budak sex tuan.... Ooouuuuuggghhh...." ceracaunya Marisa Anita makin tak jelas.
Mendengar itu semua Gunderewo hanya tersenyum dengan bangga. Predikatnya sebagai mahluk bau, jelek, dan menjijikan namun tetap bisa menaklukan wanita muda yang amat cantik tetap melekat pada dirinya. Dia pun tersenyum lebar, kemudian melepas ikatan di kedua pergelangan kaki dan tangan Marisa Anita. Marisa Anita yang merasa bebas, segera mengarahkan tangannya menuju lubang vaginanya. Dia langsung menggeseki vaginanya dengan cepat dan bernafsu. Marisa Anita mulai memasukan satu demi satu jarinya ke dalam vagina nya yang sudah sangat basah itu sambil terpejam.

Ternyata semua jarinya mampu masuk ke dalam lubang vaginanya itu. Sekarang dia mengeluar-masukan kepalan tangan nya menggaruki dinding vaginanya yang sangat gatal itu. Gunderewo tertawa dengan sangat keras dengan apa yang telah dia buat pada gadis alim ini. Dia sangat puas melihat Marisa Anita menggeseki vaginanya sendiri dengan susah payah. Marisa Anita terlihat sangat bernafsu saat itu. Dia mencoba segala yang dia bisa untuk menghilang kan rasa gatal di dalam vaginanya. Namun semuanya sia-sia saja. Rasa gatal di vaginanya tak pernah hilang, namun bertambah gatal saja setiap detiknya.
Frustasi, Marisa Anita pun menangis. Dia merasa sangat tersiksa dengan rasa gatal di vaginanya itu. Dia terlihat sangat tersiksa karena ulahnya sendiri pada vaginanya. Karena kasihan, Gunderewo itupun berbisik pada Marisa Anita.
"Rasa gatal di vaginamu itu hanya bisa hilang dengan gesekan kontolku saja wahai budak manusia. Rasa gatal itu hanya akan mereda bila bersentuhan dengan sisik di penisku ini. Apa kau mengerti?" bisik mahluk itu ditelinga Marisa Anita.
"Aaaaghhhh,,, iyaa tuaaan.. Tolong berikan itu pada hamba... Aggghhh...." ucap Marisa Anita sambil terisak.
"Ada syaratnya!" ucap mahluk itu menatap Marisa Anita tajam.

"Aaapp,, apa syaratnya tuaann? Aaagghhhh..." ucap Marisa Anita sambil terus mendesah.
"Kau harus membuatku orgasme terlebih dahulu dengan mulut dan tanganmu itu. Kamu harus menelan habis spermaku terlebih dahulu."
"Ba,, baik lah Tu,,, aaagghhhh... Baik lah tuan.... Sssshhh.."
"Lakukanlah sekarang dasar budak!"
"Ba, baik tuan." Ucap Marisa Anita sambil menyerbu tubuh mahluk itu.
Marisa Anita mulai menggenggam penis raksasa Gunderewo dengan kedua tangannya. Diameternya tak muat dalam genggaman tangan nya itu. Dia kemudian menjilati penis bersisik itu dengan sangat bernafsu. Sesekali Marisa Anita mencoba untuk memasukan benda itu ke dalam mulutnya. Namun sekeras apapun dia mencoba, benda itu tak pernah bisa masuk ke dalam mulutnya yang terlalu mungil itu. Marisa Anita menjilati setiap inchi penis dari mahluk yang paling menjijikan itu dengan sangat telaten. Dia menjilati penis dari mahluk yang telah membuat nya muntah beberapa jam yang lalu. Marisa Anita telah kehilangan akal sehatnya. 15 menit sudah Marisa Anita menjilati penis besar bersisik Gunderewo itu, namun sama sekali belum terlihat jika benda itu akan segera memuntahkan sperma nya. Sedangkan rasa gatal di dalam vaginanya telah mencapai level maksimal. Marisa Anita akhirnya menangis. Dia lalu mencoba memasukan benda besar itu kedalam liang vaginanya dengan sangat bersusah payah.

'Bleeeeesss' akhirnya penis besar itu menembus liang vaginanya yang sudah sangat basah.
Benda besar itu langsung menggaruk rasa gatal yang menyerang dinding vaginanya. Marisa Anita pun menggoyangkan pinggulnya dengan sangat cepat diatas tubuh mahluk itu. Marisa Anita memejamkan matanya menikmati kenikmatan yang batang penis mahluk itu tengah berikan pada vaginanya.
"Aagggghhh... Enak nya... Ooohhh,, ahhhhhh...." desah Marisa Anita sambil mempercepat goyangan vaginanya.

Gunderewo itu hanya bisa tertawa dengan sangat lantang melihat aksi Marisa Anita saat itu. Marisa Anita sedang menggerakan tubuh seksinya itu dengan sangat lincah di atas tubuh nya. Gadis cantik itu tengah menunggangi penis raksasanya dengan bersusah payah. Namun wajahnya memancarkan rona kenikmatan yang sangat dahsyat. Wajahnya mendongak ke atas, kedua matanya terpejam, sedangkan mulutnya membuka lebar. Hal itu sungguh sangat membuat mahluk itu terangsang. 15 menit menggenjot penis besar Gunderewo, vagina Marisa Anita pun mulai berdenyut menandakan dia akan segera mendapatkan orgasme kembali. Gadis itu mempercepat goyangan pinggulnya, menghentak penis Gunderewo itu makin keras. Tubuhnya sudah dipenuhi dengan keringat. Kuncir rambutnya telah terbuka sehingga rambut panjangnya terurai bebas dan dahinya juga bercucuran keringat

"Aaaaaggghhh,, tuan,, kontol tuan nikmat bangeett... Aaagghhhh,, hamba, orgasme lagi tuannnn... Agggghhhh..." jerit Marisa Anita sambil melepas orgasmenya yang kedua hari itu.
Cairan hangat menyembur dengan sangat deras di liang vaginanya. Marisa Anita bahkan mengalami squirting. Vaginanya mengeluarkan cairan dengan sangat derasnya. Seluruh tubuh Marisa Anita mengejang untuk beberapa saat, lalu ambruk menimpa tubuh besar Gunderewo. Marisa Anita sangat menikmati orgasmenya Kali itu, hingga dia lupa pada tugasnya untuk memuaskan Gunderewo. Gunderewo itupun marah pada Marisa Anita. Dia lalu mengeluarkan kembali cairan precumnya didalam vagina Marisa Anita dengan cukup banyak. Hal ini langsung membuat vagina Marisa Anita sangat gatal dibuatnya. Marisa Anita bahkan sampai menjerit kaget dibuatnya. Dan tanpa menunggu lama lagi, dia pun kembali menggoyangkan pinggulnya menggesek penis besar Gunderewo. Tak beberapa lama kemudian, Marisa Anita mengalami orgasme nya kembali. Lagi, seluruh otot di tubuhnya mengejang lalu ambruk tak bertenaga. Hal ini kontan membuat Gunderewo itu sangat marah.

Akhirnya mahluk besar ini mengeluarkan precumnya yang sangat beracun di dalam vagina Marisa Anita. Precum ini mengandung bakteri yang sangat ganas. Bakteri yang akan terus menggigiti dinding vagina Marisa Anita, menimbulkan rasa gatal yang teramat sangat. Bakteri ini takan berhenti menggigit seluruh rongga di dalam liang vagina Marisa Anita, meskipun dia telah mendapatkan orgasme. Bakteri ini hanya bisa hilang oleh cairan sperma Gunderewo saja. Marisa Anita sangat tersiksa dibuatnya. Vaginanya makin terasa gatal saja, padahal dia baru saja mendapatkan orgasme. Marisa Anita pun mulai memaksakan tubuhnya untuk bergerak, sehingga kelamin mereka saling bergesekan kembali. Namun gesekan antara kelamin mereka itu hanya membuat vaginanya makin gatal saja. Vagina Marisa Anita sudah sangat membanjir dibuatnya. Peluh beserta keringat bercucuran di seluruh tubuhnya. Ntah sudah berapa Kali dia mendapatkan orgasme dan squirting hari itu. Namun rasa gatal di vaginanya tak pernah berhenti.

Marisa Anita sudah sangat lemah, seluruh tenaganya sudah habis terkuras. Namun dia tetap memaksa pinggulnya tetap menggoyang, meskipun tubuh bergetar hebat. Tak lama berselang, Marisa Anita pun mendapatkan orgasmenya kembali untuk yang kesekian kalinya. Tubuhnya mengejang dengan sangat dahsyat, lalu dia pun jatuh pingsan kembali. Melihat mangsanya tergeletak tak sadarkan kembali, Gunderewo itu hanya menatap puas. Dia mencabut penisnya dengan satu tarikan kuat. Mahluk itu lalu merebahkan tubuh Marisa Anita mengangkang. Dia lalu menjilati vagina gadis itu dengan sangat bernafsu. Vagina Marisa Anita yang sudah sangat membasah dijilatnya dengan sangat rakus. Lidahnya segera keluar masuk di dalam vagina Marisa Anita dengan sangat lincah. Mahluk itu memasukan lidah panjangnya sangat jauh ke dalam vagina Marisa Anita. Sehingga masuk kedalam rahim Marisa Anita. Mahluk itu lalu menjilatinya gemas. Marisa Anita hanya bisa mendesah lemah dibuatnya. Dia sudah tak memiliki tenaga sedikit pun hanya sekedar untuk membuka mata. Namun vaginanya tak pernah berhenti mengalami orgasme. Cairan cintanya yang bercampur dengan air kencing menyembur setiap kali dia orgasme. Muncrat membasahi lantai gua yang pengap dan lembab itu.vSetelah puas menjilati vagina gadis tersebut, Gunderewo itu kembali memasukan penis besar nya itu ke dalam liang vagina Marisa Anita yang sudah sangat melar. Mahluk itu kembali menghentak kan penisnya dengan sangat kuat dan keras di dalam vagina gadis itu, membuat tubuh Marisa Anita terlonjak-lonjak.

Karena jepitan vagina Marisa Anita sudah sangat melemah, Gunderewo pun membalikan tubuh mangsanya tersebut. Mahluk itu mulai memposisikan tubuh Marisa Anita untuk menungging. Lidah panjangnya segera menjilati dan mengoreki liang dubur Marisa Anita. Membuat Marisa Anita kembali menggeliat. Sesekali dia masukan lidah panjangnya itu ke dalam sana, mencoba membuat lubang itu sedikit melebar. Ketika dirasa sudah cukup basah, Gunderewo pun memposisikan penis besarnya di depan lubang dubur Marisa Anita. Dan dengan satu sentakan keras, amblas lah seluruh penis besar nya itu merobek anus Marisa Anita. Marisa Anita menjerit dengan sangat keras. Seluruh otot di tubuhnya bergetar merasakan sakit yang amat sangat. Marisa Anita pun pingsan kembali. Cengkraman otot dubur Marisa Anita seakan mencekik penis Gunderewo itu. Mahluk itu kembali merasakan nikmat nya tubuh gadis itu. Sekarang Gunderewo itu sudah tak perduli lagi dengan keadaan Marisa Anita. Dia hanya ingin segera mencapai orgasmenya. Dia mulai menyetubuhi dubur Marisa Anita dengan sangat kasar. Tak lama berselang mahluk itu pun mendapat orgasme nya yang pertama saat itu. Dia menggeram sambil menyembur kan sperma panasnya memenuhi liang dubur Marisa Anita. Tangan besarnya meremas kuat payudara Marisa Anita, gigi-gigi tajamnya menggeremet. Dan seluruh tubuhnya mengejang, lalu ambruk menimpa tubuh kecil Marisa Anita dengan penis yang masih menancap di liang dubur gadis itu. Setelah mendapatkan orgasme nya itu, penis besar Gunderewo mengecil dengan sendiri nya. Lalu benda itu keluar dari dalam dubur Marisa Anita secara perlahan. Mahluk itu tersenyum dengan sangat lebar. Rona kepuasan tergambar jelas di wajahnya. Mahluk itu pun menghilang ntah kemana. Meninggalkan Marisa Anita sendirian dalam kondisi yang sangat mengenaskan di gua tersebut. Marissanggallah Marisa Anita sendiri di gua lembab nan pengap itu. Tubuhnya sudah sangat mengenaskan, dalam posisi yang menungging. Lubang vagina dan dubur nya menganga sangat lebar, bercak darah masih jelas terlihat di kedua lubang tersebut. Marisa Anita mati dengan kedua lubang yang sangat basah oleh lendir dan oleh cairan sperma Gunderewo yang berwarna hitam pekat. Namun roh Marisa Anita dibawa oleh sang empunya sperma ke alam nya. Yaa, roh Marisa Anita dijadikan gundik oleh sang Gunderewo itu di alamnya.

######################
Dan sejak hari itu, ketiga reporter tersebut tak pernah kembali dari desa tersebut. Di mulai hari itu, Zakia Arfan, Marisa Anita, dan Gilang tak pernah terlihat keluar dari desa itu. Yaa, mereka bertiga telah tewas dengan sangat mengenakan di desa Cimani Gunderewo itu. Tanpa ada seorang pun yang mengetahui kejadian itu, kecuali para penduduk setempat. Rahasia dari desa Cimani Gunderewo pun masih terjaga dengan sangat rapat....

The end
 

Categories: ,